selangkah lebih maju

Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan, maka kamu tidak akan pernah memilikinya. Jika kamu tidak bertanya, maka jawabanya adalah tidak. Jika kamu tidak mengambil langkah maju, maka kamu akan berada di tempat yang sama
Get Gifs at CodemySpace.com

Wednesday, October 1, 2014

ETOS BISNIS

| |


ETOS BISNIS
a. Pengertian
Etos berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok. Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian berbeda yaitu:
1. Suatu aturan umum atau cara hidup.
2. Suatu tatanan aturan perilaku.
3. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku.       Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita cita yang positif. Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi, guna mewujudkan sesuatu cita-cita. Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden.

Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral yang menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari generasi ke generasi lainnya. Intinya adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan terhadap nilai-nilai, norma atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang sekaligus juga membedakannya dari perusahaan lainnya.
Dalam membangun sebuah perusahaan (organisasi) pertama-tama kita harus membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture) atau etos bisnis.  Wujudnya bisa dalam bentuk pengutamaan mutu, pelayanan, disiplin, kejujuran, tanggung jawab, perlakuan tanpa diskriminasi dan seterusnya. Umumnya etos bisnis ini pertama kali dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Biasanya, etos ini direvisi dan dikembangkan terus-menerus sesuai dengan perkembangan perusahaan dan juga perkembangan bisnis serta masyarakat. Dalam arti etos ini dapat berubah ke arah yang lebih baik.
Untuk menggali makna atau mengetahui definisi dari etos kerja, alangkah baiknya jika kita pun mengkaji makna kata perkata dari etos kerja itu sendiri, guna mendapatkan pemahanan yang lebih mendalah mengenai definisi dari etos kerja.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial, sedangkan menurut Clifford Geertz etos menunjukkan pada sifat, watak dan kualitas kehidupan bangsa, moral dan gaya estetis. Etos adalah sikap mendasar terhadap diri bangsa itu dan terhadap dunia yang direfleksikan dalam kehidupan.
Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan melakukan sesuatu, yang dilakukan atau yang sedang diperbuat. Sementara itu, definisi kerja menurut Magnis Soseno menyebutkan bahwa kerja adalah melakukan kegiatan yang direncanakan  dengan pemikiran khusus demi pembangunan dunia dan hidup manusia. Kerja merupakan hak istimewa manusia oleh karena itu merupakan keharusan bagi manusia untuk melakukan.
Dari pendefinisian etos kerja kata perkata, dapat kita simpulkan bahwa etos kerja adalah suatu pandangan hidup yang khas yang menggambarkan kualitas hidup suatu golongan atau bangsa dalam upaya khusus guna membangun hidup manusia. Namun tentu pengertian ini belum dapat menjelaskan secara jelas definisi dari etos kerja, maka kiranya kita pun perlu menelaah definisi etos kerja dari berbagai ahli.
Taufik Abdullah (Anas Saidi, 1994) mengemukakan bahwa etos kerja adalah alat dalam pemilihan. Sehingga dalam pengertian ini maka etos kerja dapat dilihat dari dua segi. Pertama, menyangkut kedudukan kerja dalam hirarki nilai, apakah kerja dianggap sebagai sesuatu yang dilakukan secara terpaksa sebagai pilihan utama atau ibadah. Atau bekerja dianggap sebagai kegiatan rutin yang harus dijalani manusia. Kedua, apakah dalam hirarki itu ada perbedaan dasar memilih dari berbagai jenis pekerjaan yang tersedia. Apakah ada derajat penilaian bahwa pekerjaan yang satu lebih penting dari pekerjaan yang lain.
Menurut K.H. Toto Tasmara, etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal.
Dari berbagai definisi diatas maka kini dapat kita simpulkan bahwa etos kerja merupakan suatu watak, sifat, keyakinan maupun pandangan yang positif yang dimiliki oleh sekelompok orang atau golongan dalam melakukan suatu pekerjaan atau pembangunan yang disertai dengan semangat, rasa optimis, serta keuletan untuk mencapai satu tujuan atau meraih kesuksesan melaui usaha yang gigih, yakin, dan tidak mudah berputus asa.

b.Tanda-tanda orang yang memiliki etos kerja
Tanda-tanda orang yang memiliki etos kerja yang tinggi adalah:
1. Mempunyai penilaian yang positif terhadap hasil kerja manusia.
2. Menempatkan pandangan tentang kerja sebagai suatu hal yang amat luhur  bagi eksistensi manusia.
3. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia.
4. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita
5. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah. Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat, yang dimiliki etos kerja yang rendah, maka akan menunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya, yaitu:
a. Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri.
b.Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia.
c. Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh kesenangan.
d.Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan.
e. Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.

c.  Fungsi dan tujuan etos kerja
      Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah:
a. Pendorang timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas.
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan. Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan atau menurut kamus W.J.S Purwadaminta, kerja berarti melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan. Kerja memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun akhirat. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang persetujuan mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita

d. Delapan etos kerja
Menurut Sinamo (2005:29-189), bahwa terdapat delapan etos kerja profesional yaitu:
1.Kerja adalah RahmatApa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari Allah SWT. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun. Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah.
Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri.
2. Kerja adalah Amanah
Apapun pekerjaan kita semua adalah Amanah. Seyogyanya kita menjalankan amanah tersebut dengan sebaik mungkin. Kerja bukanlah sekedar pengisi waktu tapi perintah Allah. "Amanat itu mendatangkan rezeki, sedangkan khianat itu mendatangkan kemiskinan". Etos ini membuat kita bisa bekerjasepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.
3. Kerja adalah Panggilan
Jika pekerjaan atau profesi kita disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri kita sendiri, "I'm do my best!" Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya  kita kurang baik mutunya.
4. Kerja adalah Aktualisasi
Aktualisasi diri artinya pengungkapan atau penyataan diri kita, apa yang harus kita aktualisasikan?
a. Kemampuan kita untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab.
b.  Kejujuranc
c. Disiplin.
d. Kemauan untuk maju.
e. Tunjukkanlah terlebih dulu kualitas pekerjaan yang Anda lakukan sebelum Anda Menuntut terlalu banyak untuk menerima imbalan yang besar karena  kerja adalah aktualisasi diri.Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa "ada". Bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan.
5. Kerja adalah Ibadah
Seperti halnya aktivitas keseharian seorang muslim, kerja juga harus diniatkan dan berorentasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan kata lain, setiap aktivitasyang kita lakukan hakikatnya mencari keridhaan Allah semata. Setiap ibadah kepada Allah harus direalisasikan dalam bentuk tindakan, sehingga bagi seorang muslim aktivitas bekerja juga mengandung nilai ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secaraikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.
6. Kerja adalah Seni
Kesadaran ini membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi. Dengan mengungkapkannya melalui dan menggunakan media dan materi pekerjaan kita seperti komputer, kertas, pena, suara, ruangan, papan tulis, meja, kursi, atau apapun alat materi kerja kita. Materi kerja di atas diolah secara kreatif dan imajinatif dalam peristiwa kerja dengan memanfaatkan tidak saja nilai warna, tetapi terutama nilai estetikanya.
7. Kerja adalah Kehormatan
Karena tidak semua orang bisa diberi kepercayaan untuk melakukan suatu pekerjaan seperti yang Anda terima saat ini. Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam mempunyai sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi "hijau" melihat uang, sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki.Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu profesi, namun yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun yang kita kerjakan, sejauh itu memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan memberikan arti besar. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan.Jika kita bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan yang lainyang lebih besar akan datang kepada kita.
8. Kerja adalah Pelayanan
Manusia diciptakan dengan dilengkapi oleh keinginan untuk berbuat baik. Apapun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercusuar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama

e.  Hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya etos kerja
1. Kepemimpinan
Pemimpin atau manajer bertugas dalam memotivasi pekerjanya agar memiliki etos kerja dan akhirnya bisa berpengaruh terhadap produktivitas dari sebuah perusahaan atau lembaga kerja lainnya. Pemimpin harus memiliki sensitifitas dalam melihat karakteristik karyawannya sehingga ia mampu menemukan gaya kepemimpinan yang tepat sehingga karyawan akan ´segan´ terhadapnya.
2. Konflik dalam organisasi
Diterangkan oleh Luthans (1985) bhawa konflik adalah perbedaan ide atau inisiatif antara bawahan dengan bawahan, manajer dengan manajer dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan menurut Dubrin, A.J. (1984:346) mengartikan konflik mengacu pada pertentangan antar individu atau kelompok yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibat saling menghalangi dalam pencapaian tujuan.Permulaan konflik (antecced of conflict) merupakan kondisi penyebab konflik. Peristiwanya adalah kekecewaan (frustation). Kekecewaan ini biasanya ditutupi dan masing-masing individu atau kelompok berusaha menahan diri dan tidak bersifat reaktif. Kemudian keduan belah pihak akan merasakan adanya konflik (preceieved conflict). Tercipta persaingan antar kelompok akan terlihat untuk dapat mengungguli satu sama lain.Perilaku yang nampak (manifest behavior), pada situasi kerja sudah nampak.Ada tindakan nyata yang terlihat dan tidak terlihat contohnya saling diam dan yang paling fatal adalah bertengkar. Pengelolan konflik (conflict resolution)dan inilah peran pemimpin yaitu mengarahkan dan mengelola konflik agar tetap produktif dan menjaga kelangsungan organisasi.
Dampak konflik (conflict impact) yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan kedua belah pihak menjadi tidak harmonis dalam hubungan kerja, kurang termotivasi dalam bekerja, dan berakibat menurunnya produktivitas kerja. Namun, konflik juga bisa berdampak positif menurut Dubrin, A.J. adalah:
1.Dapat menimbulkan perubahan secara konstruktif.
2.Segala daya dan motivasi tertuju pada pencapaian tujuan
3.Merangsang inovasi.
4.Menggantikan tujuan yang tidak relevan.
5.Menajemen menguntungkan organisasi.
6.Hubungan antar individu dan kelompok mendorong ke arah peningkatan kesehatan organisasi
7.Mengurangi ketegangan dalam bekerja.
3. Motivasi
Seorang karyawan yang motivasinya rendah akan menjadikan kerja hanyasebagai keterpaksaan bahkan menjadikan beban untuknya. Motivasi adalahfaktor pendorong agar karyawan semangat bekerja

RELATIVITAS MORAL DALAM BISNIS
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, dapat dikatakan bahwa dalam bisnis modern dewasa ini orang dituntut untuk bersaing secara etis tanpa mengenal adanya perlindungan dan dukungan politik tertentu, semua perusahaan bisnis mau tidak mau harus bersaing berdasarkan prinsip etika tertentu. Persoalannya, demikian kata De George, etika siapa? Ini berlaku dalam bisnis global yang tidak mengenal batas negara. Konkretnya, etika masyarakat mana yang harus diikuti oleh sebuah perusahaan multinasional dari Amerika, misalnya, yang beroperasi di Asia, dimana norma etika dan cara melakukan bisnis bisa berbeda sama sekali dari yang ditemukan di Amerika.
            Persoalan ini sesungguhnya menyangkut apakah norma dan prinsip etika bersifat universal atau terkait dengan budaya. Untuk menjawab pertanyaan ini menurut De George, kita perlu melihat terlebih dahulu tiga pandangan yang umum. Pandangan pertama, bahwa norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Maka prinsip pokok yang dipegang adalah di mana saja perusahaan beroperasi, ikuti norma dan aturan moral yang berlaku dalam negara tersebut. Pandangan kedua, bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat. Karena itu prinsip yang harus dipegang adalah bertindaklah dimana saja sesuai prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri. Pandangan ketiga adalah pandangan yang disebut De George immoralis naif  yang mengatakan bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali. Karena pandangan ini tidak benar, maka tidak akan di bahas  disini. Akan tetapi pandangan peertama sedikit didukung oleh A. MacIntyre, menekankan bahwa setiap komunitas mempunyai nilai moral dan budaya sendiri yang sama bobotnya dan harus dihargai. Maka, dalam kaitan dengan bisnis internasional, perusahaan multinasional harus beroperasi dengan dan berdasarkan nilai moral dan budaya yang berlaku di negara tempat perusahaan itu beroperasi. Inti pandangan ini adalah bahwa tidak ada norma atau prinsip moral yang berlaku universal. Maka pokok yang harus di pegang adalah bahwa prinsip dan norma yang dianut negara tuan rumah itulah yang dipatuhi dan dijadikan pegangan. Namun, yang menjadi persoalan adalah anggapan bahwa tidak ada nilai dan norma moral yang bersifat universal yang berlaku di semua negara dan masyarakat; bahwa nilai dan norma yang berlaku di satu negara berbeda dari yang berlaku di negara lain. Oleh karena kitu, menurut pandangan ini norma dan nilai moral bersifat relatif. Ini tidak benar karena bagaimanapun mencuri, merampas, tidak jujur pada orang lain dimanapun juga akan di kecam dan dianggap sebagai tidak etis.
            Yang menjadi persoalan adalah bahwa pandangan ini tidak membedakan antara moralitas dan hukum. Keduanya memang ada kaitan satu sama lain, namun berbeda hakikatnya.  Hukum adalah positivasi norma moral sesuai dengan harapan dan cita – cita serta tradisi budaya suatu masyarakat atau negara. Jadi, bisa saja hukum disatu negara berbeda dari hukum dinegara lain sesuai dengan apa yang dianggap paling penting bagi kehidupan suatu negara dan sesuai dengan pertimbangan negara tersebut. Tapi, ini lalu tidak berarti bahwa norma dan nilai moral antara negara yang satu dan negara yang lain tidak sama. Bahwa prinsip tidak boleh merugikan pihak lain dalam berbisnis merupakan prinsip universal yang dianut dimana saja, tidak bisa di bantah. Bahwa di pihak  lain di Amerika ada undang-undang anti-monopoli ( karena monopoli merugikan banyak pihak) sementara di Indonesia tidak ada undang-undang anti-monopoli (bahkan terjadi monopoli ilegal) tidak berarti prinsip tidak merugikan orang lain tidak bersifat universal.  Persoalannya adalah bahwa perkembangan situasi dan kemauan politik pemerintah berbeda sehingga ada situasi hukum yang berbeda.


PENDEKATAN KEPADA STAKEHOLDER
a.Pengertian
Pendekatan Skateholder merupakan sebuah pendekatan baru yang banyak digunakan, khususnya dalam etika bisnis, belakangan ini dengan mencoba mengintegrasikan kepentingan bisnis disatu pihak dan tuntutan etika dipihak lain. Dalam hal ini, pendekatan stakeholder adalah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis. Pendekatan ini lalu terutama memetakan hubungan-hubungan yang terjalin dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang punya kepentingan, terkait, dan terlibat dalam kegiatan bisnis pada umumnya itu. Pada akhirnya, pendekatan ini mempunyai satu tujuan imperatif:
bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak terkait yang berkepentingan (stakeholder) dengan suatu kegiatan bisnis dijamin, diperhatikan, dan dihargai. Sekaligus dengan pendekatan ini bisa dilihat secara jelas bagaimana prinsip-prinsip etika bsinis yang dibahas dalam bab ini menemukan tempatnya yang relevan dalam interaksi bisnis dari sebuah perusahaan dengan berbagai pihak terkait.
Dasar pemikirannya adalah bahwa semua pihak yang punya kepentingan dalam suatu kegiatan bisnis terlibat didalamnya karena ingin memperoleh keuntungan, maka hak dan kepentingan mereka harus di perhatikan dan dijamin. Yang menarik, pada akhirnya pendekatan stakeholder bermuara pada prinsip minimal yang telah disebutkan di depan: tidak merugikan hak dan kepentingan manapun dalam suatu kegiatan bisnis. Ini berarti, pada akhirnya pendekatan stakeholder menuntut agar bisnis papun perlu dijalankan secara baik dan etis justru demi menjamin kepentingan semua pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Yang juga menarik adalah bahwa sama dengan prinsip no harm., pendekatan ini pun memperlihatkan secara sangat gamblang bahwa pada akhirnya pendekatan ini ditempuh demi kepentingan bisnis perusahaan yang bersangkutan. Artinya, supaya bisnis dari perusahaan itu dapat berhasil dan tahan lama, perusahaan manapun dalam kegiatan bisnisnya dituntut, atau menuntut dirinya, untuk menjamin dan menghargai hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya. Karena salah satu saja dari pihak-pihak yang berkepentingan dan terlibat didalamnya dirugikan, pihak tersebut tidak akan mau lagi menjalin bisnis dengan perusahaan tersebut.
                Pendekatan Stakeholder adalah cara mengamati secara analisis bagaimana unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.
1. Memetakan hubungan yang terjalin.
2. Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan yang terkait dalam bisnis itu.
3. “Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kewajiban serta kepentingan yang terkait (stakeholder) dengan kegiatan bisnis harus dijamin, diperhatikan, dan dihargai” (disebut tujuan imperatif).
4. Berawal pada prinsip minimal adalah menuntut agar bisnis apapun perlu dijalankan secara baik dan etis demi menjamin kepentingan stakeholder.

b.      Kelompok Stakeholders
1.Kelompok Primer
Pemilik modal saham, Kreditur, Karyawan, Konsumen, Pemasok, Penyalur, dan Pesaing.
2.Kelompok Sekunder
Pemerintah Setempat, Pemerintah Kota, Pemerintah Asing, Lembaga Sosial, Media Massa (baik media cetak maupun media elektronik), Kelompok Pendukung, dan Masyarakat.
          Yang paling penting diperhatikan dalam suatu kegiatan bisnis tentu saja adalah kelompok primer karena hidup matinya, berhasil tidaknya bisnis suatu perusahaan sangat ditentukan oleh relasi yang saling menguntungkan yang dijalin dengan kelompok tersebut. Yang berarti demi keberhasilan dan kelangsungan bisnis suatu perusahaan, perusahaan tersebut tidak boleh merugikan satupun kelompok stakeholder primer diatas. Dengan kata lain, perusahaan tersebut harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok tersebut; jujur, bertanggung jawab dalam penawaran barang dan jasa, bersikap adil terhadap mereka, dan saling menguntungkan satu sama lain. Disinilah kita menemukan bahwa prinsip etika menemukan tempat penerapannya yang paling konkret dan sangat sejalan dengan kepentingan bisnis untuk mencari keuntugan.


DAFTAR PUSTAKA
http://fungsiumum.blogspot.com/2014/03/apa-itu-pendekatan-stakeholder.html

0 komentar:

go-top

Post a Comment

bunga bunga

clock

calender

My Playlist

Kebahagiaan yang sempurna tercermin dari orang yang SEDERHANA tapi dapat memperlakukanmu dengan ISTIMEWA
Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 
 

Sederhana tapi Istimewa | Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
top